This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 13 Juni 2013

Pendidikan Islam

Sebagai orang yang menganut ajaran agama Islamhendaknya kita mengetahui sejauh mana pendidikan Islamitu sendiri. Tidak sedikit orang yang mengaku beragama Islam akan tetapi pengetahuan tentang pendidikan Islamsangat minim yang berakibat tindakan dan tingkah lakunya tidak layak disebut sebagai orang Islam.


Manusia mendapat kehormatan menjadi khalifah di muka bumi untuk mengolah alam beserta isinya. Hanya dengan ilmu dan iman sajalah tugas kekhalifahan dapat ditunaikan menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan seluruh makhluk-Nya. Tanpa iman akal akan berjalan sendirian sehingga akan muncul kerusakan di muka bumi dan itu akan membahayakan manusia. Demikian pula sebaliknya iman tanpa didasari dengan ilmu akan mudah terpedaya dan tidak mengerti bagaimana mengolahnya menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan seisinya.


Sedemikian pentingnya ilmu, maka tidak heran orang-orang yang berilmu mendapat posisi yang tinggi baik di sisi Allah maupun manusia. (QS. Al Mujadilah (58) : 11)


Bahkan syaithan kewalahan terhadap orang muslim yang berilmu, karena dengan ilmunya, ia tidak mudah terpedaya oleh tipu muslihat syaithan.

Muadz bin Jabal ra. berkata: “Andaikata orang yang beakal itu mempunyai dosa pada pagi dan sore hari sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya dia cenderung masih bisa selamat dari dosa tersebut namun sebaliknya, andaikata orang bodoh itu mempunyai kebaikan dan kebajikan pada pagi dan sore hari sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya ia cenderung tidak bisa mempertahankannya sekalipun hanya seberat biji sawi.”

Ada yang bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Ia menjawab, “Sesungguhnya jika orang berakal itu tergelincir, maka ia segera menyadarinya dengan cara bertaubat, dan menggunakan akal yang dianugerahkan kepadanya. Tetapi orang bodoh itu ibarat orang yang membangun dan langsung merobohkannya karena kebodohannya ia terlalu mudah melakukan apa yang bisa merusak amal shalihnya.”

Kebodohan adalah salah satu faktor yang menghalangi masuknya cahaya Islam. Oleh karena itu, manusia butuh terapi agar menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT. Kemuliaan manusia terletak pada akal yang dianugerahi Allah. Akal ini digunakan untuk mendidik dirinya sehingga memiliki ilmu untuk mengenal penciptanya dan beribadah kepada-Nya dengan benar. Itulah sebabnya Rasulullah SAW menggunakan metode pendidikan untuk memperbaiki manusia, karena dengan pendidikanlah manusia memiliki ilmu yang benar. Dengan demikian, ia terhindar dari ketergelinciran pada maksiat, kelemahan, kemiskinan dan terpecah belah.

Pentingnya Pendidikan Islam
Pendidikanmerupakan kata kunci untuk setiap manusia agar ia mendapatkan ilmu. Hanya dengan pendidikanlah ilmu akan didapat dan diserap dengan baik. Tak heran bila kini pemerintah mewajibkan program belajar 9 tahun agar masyarakat menjadi pandai dan beradab. Pendidikan juga merupakan metode pendekatan yang sesuai dengan fitrah manusia yang memiliki fase tahapan dalam pertumbuhan.

Pendidikan Islam memiliki 3 (tiga) tahapan kegiatan, yaitu: tilawah (membacakan ayat Allah), tazkiyah (mensucikan jiwa) dan ta’limul kitab wa sunnah (mengajarkan al kitab dan al hikmah). Pendidikan dapat merubah masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik disebabkan pendidikan mempunyai kelebihan. Pendidikan mempunyai ciri pembentukan pemahaman Islam yang utuh dan menyeluruh, pemeliharaan apa yang telah dipelajarinya, pengembangan atas ilmu yang diperolehnya dan agar tetap pada rel syariah. Hasil dari pendidikan Islam akan membentuk jiwa yang tenang, akal yang cerdas dan fisik yang kuat serta banyak beramal.

Pendidikan Islam berpadu dalam pendidikan ruhiyah, fikriyah (pemahaman/pemikiran) dan amaliyah (aktivitas). Nilai Islam ditanamkan dalam individu membutuhkan tahpan-tahapan selanjutnya dikembangkan kepada pemberdayaan di segala sektor kehidupan manusia. Potensi yang dikembangkan kemudian diarahkan kepada pengaktualan potensi dengan memasuki berbagai bidang kehidupan. (QS. Ali Imran (3) : 103)

Pendidikan yang diajarkan Allah SWT melalui Rasul-Nya bersumber kepada Al Qur’an sebagai rujukan dan pendekatan agar dengan tarbiyah akan membentuk masyarakat yang sadar dan menjadikan Allah sebagai Ilah saja. 

Kehidupan mereka akan selamat di dunia dan akhirat. Hasil ilmu yang diperolehnya adalah kenikmatan yang besar, yaitu berupa pengetahuan, harga diri, kekuatan dan persatuan. 

Tujuan utama dalam pendidikan Islam adalah agar manusia memiliki gambaran tentang Islam yang jelas, utuh dan menyeluruh.  

Interaksi di dalam diri ini memberi pengaruh kepada penampilan, sikap, tingkah laku dan amalnya sehingga menghasilkan akhlaq yang baik. Akhlaq ini perlu dan harus dilatih melalui latihan membaca dan mengkaji Al Qur’an, sholat malam, shoum (puasa) sunnah, berhubungan kepada keluarga dan masyarakat. Semakin sering ia melakukan latihan, maka semakin banyak amalnya dan semakin mudah ia melakukan kebajikan. Selain itu latihan akan menghantarkan dirinya memiliki kebiasaan yang akhirnya menjadi gaya hidup sehari-hari.

Kesinambungan dalam Pendidikan Islam
Pendidikan Islam dalam bahasa Arab disebut tarbiyah Islamiyahmerupakan hak dan kewajiban dalam setiap insan yang ingin menyelamatkan dirinya di dunia dan akhirat. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai akhir hayat.” Maka menuntut ilmu untuk mendidik diri memahami Islam tidak ada istilah berhenti, semaki banyak ilmu yang kita peroleh maka kita bertanggung jawab untuk meneruskan kepada orang lain untuk mendapatkan kenikmatan berilmu, disinilah letak kesinambungan.

Selain merupakan kewajiban, kegiatan dididik dan mendidik adalah suatu usaha agar dapat memiliki ma’dzirah (alasan) untuk berlepas diri bila kelak diminta pertanggungjawaban di sisi Allah SWT yakni telah dilakukan usaha optimal untuk memperbaiki diri dan mengajak orang lain pada kebenaran sesuai manhaj yang diajarkan Rasulullah SAW.

Untuk menghasilkan Pendidikan Islam yang berkesinambungan maka dibutuhkan beberapa sarana, baik yang mendidik maupun yang dididik, yaitu:

1. Istiqomah
Setiap kita harus istiqomah terus belajar dan menggali ilmu Allah, tak ada kata tua dalam belajar, QS. Hud (11) : 112, QS. Al Kahfi (18) : 28

2. Disiplin dalam tanggung jawab
Dalam belajar tentu kita membutuhkan waktu untuk kegiatan tersebut. sekiranya salah satu dari kita tidak hadir, maka akan mengganggu proses belajar. Apabila kita sering bolos sekolah, apakah kita akan mendapatkan ilmu yang maksimal. Kita akan tertinggal dengan teman-teman kita, demikian pula dengan guru, apabila ia sering membolos tentu anak didiknya tidak akan maju karena pelajaran tidak bertambah.

3. Menyuruh memainkan peran dalam pendidikan
Setiap kita dituntut untuk memerankan diri sebagai seorang guru pada saat-saat tertentu, memerankan fungsi mengayomi, saat yang lainnya berperan sebagai teman. Demikiannya semua peran digunakan untuk memaksimalkan kegiatan pendidikan.

Kamis, 06 Juni 2013

(UPDATE) NILAI UKK TULIS LOKAL DAN DINAS IPS DAN PKN KELAS 5

IPS 5A
NO
NAMA
NILAI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Anandya Prawira
Arishal Prambudi H
Arrasil Yasien F
Avielsa Putra H
Dinan Luthfan
Alfy Atqya
Faris GR
Ghiffari Putra P
Jaisy Muhammad A
Jundy Zaky Makarim
M Ashabul Kahfi
Ahmad Naufal Diwantara P
M. Aditya Permana
M. Zaydan Syauqi F
M. Dhafin Qinthar R
M. Fadly Abdilah
M. Zhillan Fadhilah
Naufal Arif Maulana
Rafi Fauzan R
Rakha Fadhilah
Rayanof Bozka S
Rofiq
Shodiq Fatin Amrullah
Sultan Faza Kafur
Syahdan Noor Fadillaah
Zulkarnaen Issa N
M Thoriq
48
86
44
67
73
98
72
91
79
77
77
88
93
61
76
59
67
93
69
66
73
68
63
89
46
53
70

PKN 5A

NO
NAMA
NILAI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Anandya Prawira
Arishal Prambudi H
Arrasil Yasien F
Avielsa Putra H
Dinan Luthfan
Alfy Atqya
Faris GR
Ghiffari Putra P
Jaisy Muhammad A
Jundy Zaky Makarim
M Ashabul Kahfi
Ahmad Naufal Diwantara P
M. Aditya Permana
M. Zaydan Syauqi F
M. Dhafin Qinthar R
M. Fadly Abdilah
M. Zhillan Fadhilah
Naufal Arif Maulana
Rafi Fauzan R
Rakha Fadhilah
Rayanof Bozka S
Rofiq
Shodiq Fatin Amrullah
Sultan Faza Kafur
Syahdan Noor Fadillaah
Zulkarnaen Issa N
M Thoriq
91
91
58
94
82
76
87
83
96
89
93
89
96
91
98
93
96
89
87
89
88
77
98
96
96
82
91

IPS 5B
NO
NAMA
NILAI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Aufa Artantya R
Az-Zahra Latifah
Az-Zahra Putri
Belinda Azkalina
Chiara Abdul Aziz
Dilla Shabrina
Hafada Ratu Awliya
Ika Rifadillah
Ikhlas Suni'ah K
Irbah Hafizhah
Musyarofah Apriliana
Nailatul Ajmal K
Nida Urawtul Wutsqo
Novia Zulva Lativa S
Nurul Aulia Erfina
Rendri Zidny B
Rifa Muthia Zahra
Rizki Dwi F
Salsabila Luthfi K
Syifa Nur Karimah
Tasya Puteri Aulia H
Tiara Delviana H
Triyuni Syadiah Zahra
Tsania Khaerunnisa
Zahwa Putri Hamida
94
77
90
94
84
90
93
76
92
80
77
67
90
96
100
93
89
100
88
76
93
84
87
100
92

PKN 5B

NO
NAMA
FORMATIF
SUMATIF



RATA-RATA
LOKAL
DIKNAS

PRAKTEK
TEORI


1
Aufa Artantya R
91

84
96



2
Az-Zahra Latifah
84

67
80



3
Az-Zahra Putri
95

89
98



4
Belinda Azkalina
91

93
93



5
Chiara Abdul Aziz
85

73
89



6
Dilla Shabrina
88

89
93



7
Hafada Ratu Awliya
92

91
93



8
Ika Rifadillah
85

87
91



9
Ikhlas Suni'ah K
84

80
98



10
Irbah Hafizhah
86

56
80



11
Musyarofah Apriliana
86

89
98



12
Nailatul Ajmal K
84

76
90



13
Nida Urawtul Wutsqo
91

91
89



14
Novia Zulva Lativa S
84

87
91



15
Nurul Aulia Erfina
93

89
89



16
Rendri Zidny B
87

78
89



17
Rifa Muthia Zahra
85

89
89



18
Rizki Dwi F
85

87
98



19
Salsabila Luthfi K
87

82
96



20
Syifa Nur Karimah
85

78
84



21
Tasya Puteri Aulia H
89

87
91



22
Tiara Delviana H
85

89
89



23
Triyuni Syadiah Zahra
85

78
89



24
Tsania Khaerunnisa
85

91
96



25
Zahwa Putri Hamida
90

89
89












Rata-Rata
87

84
91




IPS 5B

NO
NAMA
FORMATIF
SUMATIF



RATA-RATA
LOKAL
DIKNAS

PRAKTEK
TEORI


1
Aufa Artantya R
98

94
79



2
Az-Zahra Latifah
88

77
51



3
Az-Zahra Putri
90

90
67



4
Belinda Azkalina
89

94
74



5
Chiara Abdul Aziz
85

84
52



6
Dilla Shabrina
85

90
68



7
Hafada Ratu Awliya
89

93
78



8
Ika Rifadillah
87

76
87



9
Ikhlas Suni'ah K
91

92
76



10
Irbah Hafizhah
88

80
53



11
Musyarofah Apriliana
96

77
84



12
Nailatul Ajmal K
88

67
53



13
Nida Urawtul Wutsqo
92

90
64



14
Novia Zulva Lativa S
88

96
58



15
Nurul Aulia Erfina
93

100
74



16
Rendri Zidny B
90

93
44



17
Rifa Muthia Zahra
85

89
64



18
Rizki Dwi F
95

100
84



19
Salsabila Luthfi K
89

88
74



20
Syifa Nur Karimah
85

76
49



21
Tasya Puteri Aulia H
90

93
71



22
Tiara Delviana H
88

84
72



23
Triyuni Syadiah Zahra
85

87
44



24
Tsania Khaerunnisa
88

100
82



25
Zahwa Putri Hamida
94

92
70












Rata-Rata
89

88
67